BANDA ACEH—Ribuan warga di
Provinsi Aceh dilanda kepanikan, Rabu (11/4). Rentetan gempa berskala besar
mengguncang provinsi tersebut dan sebagian kota di Pulau Sumatra. Gempa-gempa
tersebut juga mengakibatkan tsunami di sejumlah tempat namun dalam skala kecil.
Gempa pertama terjadi pada
pukul 15.38 WIB, berkekuatan 8,5 skala Richter (SR) spontan membuat warga Aceh
berhamburan. Sirene tanda bahaya tsunami
makin membuat warga berlarian ke
perbukitan karena takut diempas tsunami.
“Ada 14 kali gempa, dua di
antaranya berpotensi tsunami,” tutur Kepala Bagian Informasi BNPB Sutopo Purwo
dalam konferensi pers di kantornya, Jl Juanda, Jakarta.
Sutopo mengatakan dari gempa
tersebut terjadi tsunami kecil di sejumlah daerah yang ada di pesisir pantai
selatan Sumatra. BNPB merekam dua data dari Bakosurtanal dan BMKG yang sedikit
memiliki perbedaan. “Data terkini pasang surut dari Bakosurtanal terjadi
kenaikan tsunami di Lahewa (Nias Utara) setinggi 1 m, dan Meulaboh setinggi
1,02 m. Dari data BMKG, pada pukul 17.00 WIB terdeteksi tsunami di Sabang 0,06
meter dan di Meulaboh (17.04 WIB) setinggi 0,8 m,” paparnya.
Dari 14 gempa itu, sembilan di
antaranya dapat terekam BNPB. Sedangkan sisanya masih dalam proses
pemutakhiran. BMKG pun telah mengakhiri peringatan tsunami pascagempa. Pada
Rabu pukul pukul 20.00 WIB warga Banda Aceh dan sekitarnya mulai tenang dan
kembali ke rumah masing-masing.
Kepala BMKG Sri Woro B Harijono
di Jakarta, Rabu mengakui pihaknya mengeluarkan peringatan dini tsunami
di Aceh, Bengkulu, Lampung, Sumatra Barat dan Sumatra Utara. Hal tersebut
sebagai upaya antisipasi meminimalisasi jatuhnya korban jiwa.
Sedangkan Kasubdit Tanggap
Darurat Dirjen Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam pada Kementerian Sosial
Victor Siahaan mengatakan belum ada laporan korban jiwa maupun kerusakan akibat
gempa bumi di Kabupaten Simeulue Provinsi Aceh. “Hingga saat ini belum ada
korban jiwa. Ada 4 orang luka ringan di Simeulue. Kondisi di sana secara umum
kondusif, tidak ditemukan kerusakan maupun korban jiwa,” kata Victor Siahaan di
Jakarta, Rabu.
Sementara Pusat Peringatan
Tsunami Pasifik memutuskan untuk mencabut peringatan tsunami yang sebelumnya
dikeluarkan untuk 28 negara. Dinyatakan kondisi gelombang di wilayah Samudra
Hindia pasca gempa 8,5 SR yang melanda Simeulue, Aceh, sudah kembali aman.
“Pengukuran permukaan laut
menunjukkan bahwa ancaman telah berkurang bagi sebagian besar wilayah, oleh
karena itu peringatan tsunami yang dikeluarkan oleh kami dinyatakan dibatalkan
sekarang,” demikian pernyataan dari Pusat Peringatan Tsunami Pasifik yang
bermarkas di Hawai, Rabu.
Berlalu
Ditekankan bagi wilayah-wilayah
yang sebelumnya dinyatakan terkena dampak tsunami, bahwa jika dalam waktu dua
jam setelah gempa pertama yang terjadi pada pukul 15.38 WIB, tidak terdapat
gelombang besar, maka otoritas setempat bisa menyatakan bahwa ancaman tsunami
telah berlalu.
Selain Indonesia, negara-negara
tersebut yang berpotensi terkena tsunami adalah India, Australia, Sri Lanka,
Singapura, Myanmar, Thailand, Maldives, Inggris, Malaysia, Mauritius, Reunion,
Seychelles, Oman, Pakistan, Somalia, Madagaskar, Iran, Uni Emirat Arab, Yaman,
Comores, Mozambique, Kenya, Tanzania, Crozet Islands, Bangladesh, Kerguelen
Islands dan Afrika Selatan.
Tawarkan Bantuan
Sementara Perdana Menteri
Inggris David Cameron menyatakan pemerintah Inggris siap membantu Indonesia
dalam menanggulangi dampak gempa di Sumatra.
“Saya memberikan perhatian penuh atas laporan gempa bumi di Aceh. Pikiran kami bersama mereka dan Inggris siap membantu. kami akan berdiri bersama rakyat Indonesia dan pemerintah Indonesia,” ujarnya dalam konferensi pers bersama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Merdeka.
“Saya memberikan perhatian penuh atas laporan gempa bumi di Aceh. Pikiran kami bersama mereka dan Inggris siap membantu. kami akan berdiri bersama rakyat Indonesia dan pemerintah Indonesia,” ujarnya dalam konferensi pers bersama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Merdeka.
PM Inggris David Cameron sempat
menanyakan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono soal kejadian gempa itu di
sela-sela pembicaraan kedua delegasi dalam pertemuan di ruang utama Istana
Merdeka. “Beliau (Cameron) menanyakan kepada saya seputar terjadinya gempa bumi
di barat daya Aceh. Kami telah berkomunikasi dengan panglima daerah militer dan
gubernur belum bisa tersambung, tapi sekarang situasinya terkendali, under
control,” ujar Presiden Yudhoyono.
0 comments:
Posting Komentar