pada postingan sebelumnya saya mereview sebuah kisah haru yang diambil dari sebuah buku berjudul berkah bacaan istighfar dengan judul Tukang roti dan istighfar, banyak pelajaran dan teladan yang harus kita ambil dari kisah tersebut. sudahkah anda membacanya??
Kisah selanjutnya dengan judul Menjadi saksi persahabatan nan tulus. UHUD, Madinah, sabtu, 15 syawal 3H/30 Maret 625, Hari itu, di kaki bukit Uhud yang terletak di sebelah timur laut kota nabi itu, dua pasukan yangbermusuhan, pihak kaum musyrik Makkah yang berkekuatan sekitar 3000 orang di bawah pimpinan Abu sufyan bin Harb dan pasukan kaum Muslim yang berkekuatan sekitar 1000 orang bertemu. Dalam pertempuran hari itu, pihak kaum musyrik Makkah mula-mula mengalami kekalahan besar. namun pasukan panah kaum muslim yang oleh Rasulullah SAW di siagakan di atas bukit utuk melindungi sayap pasukannya, meninggalkan kedudukan mereka, mengabaikan instruksi yang tegas dari beliau dan terjun kedalam kancah pertempuran karena khawatir akan tidak di perhitungkan dalam pembagian rampasan perang. Karena itu pasukan kaum musyrik makkah menyerang
sayap pasukan kaum muslim yang terbuka sehingga pasukan kaum muslim menjadi porak poranda dan mengalami kehancuran besar.
Kisah selanjutnya dengan judul Menjadi saksi persahabatan nan tulus. UHUD, Madinah, sabtu, 15 syawal 3H/30 Maret 625, Hari itu, di kaki bukit Uhud yang terletak di sebelah timur laut kota nabi itu, dua pasukan yangbermusuhan, pihak kaum musyrik Makkah yang berkekuatan sekitar 3000 orang di bawah pimpinan Abu sufyan bin Harb dan pasukan kaum Muslim yang berkekuatan sekitar 1000 orang bertemu. Dalam pertempuran hari itu, pihak kaum musyrik Makkah mula-mula mengalami kekalahan besar. namun pasukan panah kaum muslim yang oleh Rasulullah SAW di siagakan di atas bukit utuk melindungi sayap pasukannya, meninggalkan kedudukan mereka, mengabaikan instruksi yang tegas dari beliau dan terjun kedalam kancah pertempuran karena khawatir akan tidak di perhitungkan dalam pembagian rampasan perang. Karena itu pasukan kaum musyrik makkah menyerang
sayap pasukan kaum muslim yang terbuka sehingga pasukan kaum muslim menjadi porak poranda dan mengalami kehancuran besar.
Kemudian kala senja hari
itu baru saja hadir dan perang uhud baru saja berakhir, belum semua korban
jatuh di temukan jenazahnya. Karena itu, Umar bin Al-Khattab sengaja pergi ke
bukit Uhud untuk mencari mereka, barangkali
masih ada korban-korban
yg dapat di selamatkan. Ketika tiba-tiba dia mendengar ada suara menyebut nama
Allah seraya meminta seteguk air. Buru-buru Umar bin Khattab melangkah
mendatangi tempat suara itu. Disana dia menjumpai seorang prajurit muslim yang
masih muda dengan luka parah yg mengerikan yang menimpa dirinya, anak muda itu
minta minum.
Umar bin Khattab segera
berjongkok dan mengangkat kepala anak muda itu. Lantas dia mendekatkan
buli-buli airnya ke mulut anak muda itu. Tiba-tiba dari arah lain kedengaran
suara seseorang menyebut nama Allah dan juga minta minum kerena kehausan. Anak
muda itu memberi isyarat kepada umar bahwa dia mengurungkan permintaannya untuk
minum agar Umar memberikannya kpda orang yg baru saja memanggil-manggil,
barangkali orang itu lebih memerlukan air dari pada dirinya.

Maka anak muda itu dei
baringkan kembali oleh Umar bin Khattab dan ia bergegas menuju suara yang
kedua. Tiba disana di lihatnya seorang muslim berusia setengah lanjut dengan
kedua tangannya telah kutung, meminta agar umar bersedia memberinya minum.
Bibirnya pecah-pecah dan wajahnya penuh darah. dengan penuh rasa iba umar mengangkat
kepala orang itu. Dia sengaja menyodorkan buli-buli air ke mulutnya. namun
menjelang air itu menetes, di seberang terdengar suara yg menyayat hati
berseru-seru, "Allah!, Allah! Haus, haus!"
Rupanya orang kedua juga
mendengar suara tersebut. maka ia menggelengkan kepalanya, menampik air yg
hendak di berikan Umar bin Khattab kepadanya. Dengan suara lirih yang hampir
tidak tertangkap oleh pendengaran, orang itu berkata lirih, "berikan air
ini kepada saudaraku itu, mungkin dia lebih menderita dari pada aku."
Umar bin Khattab pun
bangkit dan meninggalkan tempat itu dan menuju ke seberang. Di sana ada seorang
yang telah lanjut usia tergolek tanpa daya. Ketika Umar berjongkok cepat untuk
menolong orang yang telah lanjut usia tersebut, ternyata ia sudah keburu
menghebuskan nafas penghabisan.
Umar bin Khattab sangat
sedih. Dia pun segera meninggalkan orang lanjut usia itu dan tergopoh-gopoh
lari ketempat anak muda. Sampai disana ternyata anak muda itupun baru saja
melepas nyawanya. Umar kian sedih. Namun dia tidak membuang waktu. dDia
bergegas kembali ketempat orang ke duayang meminta pertolongan setelah anak
muda itu. Disana Umar mendapati orang itu tidak mampu lagi membuka bibirnya
untuk meneguk setetes air karena orang itu pun sudah wafat.
Umar bin Khattab pun
tertegun dan tercenung di tempatnya berdiri, mengagumi ketiga orang itu yang
lebih mementingkan orang lain daripada dirinya sendiri.
0 comments:
Posting Komentar