1. Riba (Transaksi Keuangan
Berbasis Bunga)
==> Oriflame memberikan
persentase keuntungan yang jelas kepada semua
Consultantnya. Oriflame membagikan keuntungan yang diperoleh perusahaan bukan dari bunga, melainkan dari keuntungan penjualan produk nyata kepada konsumen.
Consultantnya. Oriflame membagikan keuntungan yang diperoleh perusahaan bukan dari bunga, melainkan dari keuntungan penjualan produk nyata kepada konsumen.
2. Gharar (Kontrak yang tidak Lengkap
dan Jelas)
==> Kita sebagai Consultant
Oriflame, mendapat kontrak yang jelas bahwa keuntungan dari menjalankan bisnis
Oriflame adalah dengan diskon langsung yang diperoleh dari Direct Selling
(selisih harga katalog dengan harga Consultant). Juga Oriflame memiliki sistem
plan yang jelas dalam sistem MLMnya.
3. Penipuan (Tadlis/Ghisy)
==> Oriflame berdiri di Swedia
tahun 1967, dan di Indonesia pada tahun 1986. Oriflame merupakan pelopor MLM di
Indonesia pada waktu itu. Dan kalau Oriflame pernah melakukan penipuan,
pastinya perusahaan ini udah gulung tikar dari dulu. 22 tahun berada di
Indonesia merupakan bukti yang cukup bahwa perusahaan ini adalah bonafid dan
terpercaya.
4. Perjudian (Maysir atau Transaksi
Spekulatif Tinggi yang tidak terkait dengan Produktifitas Riil)
==> Kalo masalah perjudian ini,
kayaknya jauh banget ya dari Oriflame. Apalagi transaksi spekulatif yang gak
ada produk riil/nyatanya. Di bisnis Oriflame, semuanya jelas, ada produk
nyatanya, dan keuntungan didapat oleh Consultant yang BEKERJA, bukan hanya
ongkang ongkang kaki aja. Jadi, gak ada tuh unsur spekulasi dan judi di bisnis
ini.
5. Kedhaliman dan Eksploitatif
(Dzulm)
==> biasanya eksploitasi terjadi
pada perusahaan yang menerapkan Money Game/skema piramida. Jadi siapa yang
duluan masuk dia yang untung dan yang dibawahnya yang pontang-panting. Kalau di
Oriflame, justru siapa yang bekerja paling keras dialah yang akan memetik hasil
paling banyak. Oriflame menerapkan suatu sistem plan yang mengatur sampai mana
omzet suatu grup berpengaruh pada uplinenya, pada saat leader grup tsb mencapai
level tertentu, maka putus jugalah pembagian bonus kepada upline diatasnya. Dan
untuk jasa sang upline membangun grup tersebut, upline hanya diberikan passive
income yang sudah ditentukan persennya. Jadi, gak ada yang namanya eksploitasi
atau kezaliman, semuanya adil, transparan dan jelas.
6. Barang/Jasa yang dijual adalah
berunsur atau mengandung hal yang haram
==> Produk Oriflame Alami dari
Tumbuh-tumbuhan, insyaAllah terjamin kehalalannya.
Lebih lanjut dalam kutipan
konsultasi disebutkan bahwa
“IFANCA telah mengeluarkan edaran
tentang produk MLM halal dan dibenarkan oleh agama. Dalam edarannya IFANCA
mengingatkan umat Islam untuk meneliti dahulu kehalalan suatu bisnis MLM
sebelum bergabung ataupun menggunakannya yaitu dengan mengkaji aspek:
Marketing Plan-nya, apakah ada unssur skema piramida atau tidak. Kalau ada unsur piamida yaitu distributor yang lebih duluan masuk selalu diuntungkan dengan mengurangi hak distributor belakangan sehingga merugikan down line dibawahnya, maka hukumnya haram. ==> Oriflame tidak menggunakan skema piramida, downline yang paling belakangan bergabung bisa saja lebih sukses daripada uplinenya, semua tergantung kepada usaha masing-masing. Seperti contohnya, Cyntia Venika, Consultant no 1 di Asia bukanlah yang pertama menjalankan bisnis Oriflame tapi ternyata dia sekarang bisa berada di peringkat no 1 Asia dan no 6 di Dunia berkat kerja keras dan usahanya sendiri.
Marketing Plan-nya, apakah ada unssur skema piramida atau tidak. Kalau ada unsur piamida yaitu distributor yang lebih duluan masuk selalu diuntungkan dengan mengurangi hak distributor belakangan sehingga merugikan down line dibawahnya, maka hukumnya haram. ==> Oriflame tidak menggunakan skema piramida, downline yang paling belakangan bergabung bisa saja lebih sukses daripada uplinenya, semua tergantung kepada usaha masing-masing. Seperti contohnya, Cyntia Venika, Consultant no 1 di Asia bukanlah yang pertama menjalankan bisnis Oriflame tapi ternyata dia sekarang bisa berada di peringkat no 1 Asia dan no 6 di Dunia berkat kerja keras dan usahanya sendiri.
Apakah perusahaan MLM, memiliki
track record positif dan baik ataukah tiba-tiba muncul dan misterius, apalagi
yang banyak kontroversinya. ==> Oriflame sudah ada di Indonesia sejak
tahun 1986 dan terbukti memiliki reputasi yang baik. Justru di saat krisis
dunia spt sekarang ini dimana banyak perusahaan merumahkan karyawannya,
Oriflame malah buka kantor cabang baru di kota Manado dan negara Kenya.
Apakah produknya mengandung zat-zat
haram ataukah tidak, dan apakah produknya memiliki jaminan untuk dikembalikan
atau tidak. ==> Oriflame selalu menggunakan saripati alami dalam
pembuatan seluruh produknya. Garansi 100% uang kembali (syarat dan ketentuan
berlaku). Oriflame mempunyai Skincare Guide dan Beauty Academy , Buku dan
training Pengetahuan Produk. Ibarat minum obat dokter, beberapa produk
Oriflame kita perlu ikuti aturan pakai sesuai 'dosis' jenis dan kebutuhan
kulit. Misalkan Body Cream yang seharusnya dipakai di badan, tapi kita pakai di
wajah, terus wajah kita jadi jerawatan, garansi menjadi tidak berlaku.
Apabila perusahaan lebih menekankan
aspek targeting penghimpunan dana dan menganggap bahwa produk tidak penting
ataupun hanya sebagai kedok atau kamuflase, apalagi uang pendaftarannya cukup
besar nilainya, maka patut dicurigai sebagai arisan berantai (money game) yang
menyerupai judi. ==> bergabung di bisnis Oriflame relatif sangat sangat
sangat terjangkau dibanding dengan perusahaan MLM lain, dan hanya mendaftar
sebagai Consultant tidak akan menjanjikan apa-apa tanpa kerja keras didalamnya.
Apakah perusahaan MLM menjanjikan
kaya mendadak tanpa bekerja ataukah tidak demikian. ==> Oriflame tidak
pernah menjanjikan akan kaya mendadak tanpa bekerja, sebaliknya, tanpa kerja
keras dan usaha di bisnis tidaklah akan berhasil.
Selain kriteria penilaian di atas
perlu diperhatikan pula hal-hal berikut:
Transparansi penjualan dan
pembagian bonus serta komisis penjualan, disamping pembukuan yang menyangkut
perpajakan dan perkembangan networking atau jaringan dan level, melalui laporan
otomatis secara periodik. ==> Oriflame selalu membagikan Activity
Report yang dikirim ke rumah (atau bisa di print di kantor cabang setiap saat)
yang merupakan laporan aktivitas Consultant bersangkutan secara transparan dan
jelas, serta sistem pembagian bonusnya pun jelas.
Penegasan niat dan tujuan bisnis
MLM sebagai sarana penjualan langsung produk barang ataupun jasa yang
bermanfaat, dan bukan permainan uang (money game). ==> Oriflame sangat
jelas produknya, tidak ada iming-iming apapun di bisnis ini. Produk yang dijual
Oriflame pun jelas manfaatnya, untuk merias diri dan merawat tubuh. Di dalam
Islam disebutkan, bahwa kebersihan adalah sebagian dari iman, jadi memakai
produk Oriflame dalam rangka merawat diri dan membersihkan tubuh serta merias
diri, jelas manfaatnya. Kalaupun kita gak pake produk Oriflame untuk mandi
misalnya, ya pasti kita pake sabun merk lain kan? lebih baik, pake produk
Oriflame karena pengeluaran kita terhadap kebutuhan mandi, bisa menjadi passive
income kita di kemudian hari :-)
Meyakinkan kehalalan produk yang
menjadi objek transaksi riil (underlying transaction) dan tidak mendorong
kepada kehidupan boros, hedonis, dan membahayakan eksistensi produk domestik
terutama MLM produk asing. ==> Oriflame seperti disebutkan diatas,
memakai bahan-bahan alami yang terjamin kehalalannya Insya Allah. Pemakaian
produk Oriflame hanyalah untuk kebutuhan sehari-hari yang tidak akan
menimbulkan keborosan atau hedonis. Masalah keborosan atau hedonis, balik lagi
ke manusianya sih kalo menurutku. Semua yang berlebihan tentu tidak baik. Dan
walaupun Oriflame merupakan MLM asing, tapi sangat membumi, berada di Indonesia
selama 22 tahun, membangun kantor-kantor cabang di seluruh Indonesia, dan
membuka lapangan kerja bagi ribuan penduduk lokal. Kemasan dan produksi produk
yang sampai saat ini diimpor langsung dari luar, memang sudah keputusan
Oriflame. Menurut pendapatku pribadi (IMHO), Oriflame belum mempunyai rencana
untuk membangun pabrik di Indonesia, ini lebih berkaitan kepada image dari
produk Oriflame sendiri dan karakteristik konsumen di Indonesia.. Tidak dapat
dipungkiri, bahwa mindset konsumen Indonesia terhadap “produk asing” lebih
terapresiasi dibanding produk lokal. Made in Swedia atau Made in Italy
lebih terlihat “bonafid” ketimbang Made in Indonesia . Tentu saja bukan berarti
Oriflame tidak menghargai produk lokal, hanya saja keputusan ini
dipertimbangkan untuk kelangsungan bisnis dari ratusan ribu Consultantnya di Indonesia.
Tidak adanya excessive mark up
(ghubn fakhisy) atas harga produk yang dijuabelikan di atas covering biaya
promosi dan marketing konvensional. ==> seperti bisa dilihat di tiap
katalog Oriflame bahwa produk yang ditawarkan sangatlah terjangkau. Untuk
masalah mark up ini saya tidak bisa menjawab banyak karena ini merupakan
wilayah staff Oriflame untuk menjawabnya. Tapi, bisa dilihat secara logika
apakah barang/produk yang dijual sesuai dengan harganya atau tidak. Bagi saya,
semahal-mahalnya produk Oriflame, tetap murah untuk ukuran barang IMPOR. Bandingkan
saja dengan produk sejenis di mall-mall :-)
Harga barang dan bonus (komisi)
penjualan diketahui secara jelas sejak awal dan dipastikan kebenarannya saat
transaksi. ==> Oriflame menerbitkan Consultant Price List untuk setiap
bulannya, dan jika seorang Consultant melakukan belanja/order, akan diberikan
Invoice yang memuat detil-detil transaksinya secara transparan dan jelas.
Tidak adanya eksploitasi pada
jenjang manapun antar distributor ataupun antara produsen dan distributor,
terutama dalam pembagian bonus yang merupakan cerminan hasil usaha
masing-masing anggota.” ==> Sudah disebutkan diatas kalau di bisnis
Oriflame tidak ada eksploitasi, tiap-tiap Consultant memiliki peluang yang SAMA
untuk berkembang dan menjadi sukses. Semua tergantung dari usaha dan kerja
keras dari Consultant yang bersangkutan.
0 comments:
Posting Komentar